Dukung Pemanfaatan Energi Terbarukan

“Krisis iklim itu hoax ah! Buktinya daerah saya masih adem”
“Banjir itu karena curah hujan tinggi, bukan karena krisis iklim!”

Pernah dengar? Sayangnya kalimat seperti ini masih sering keluar dari mulut para pemimpin kita. Masih banyak pemimpin di atas sana yang memandang krisis iklim dengan sebelah mata. Mereka menutup mata dari kenyataan bahwa banyak dari rakyatnya yang merasakan langsung dampak dari krisis iklim akibat pilihan yang mereka buat. Mereka tidak sadar bahwa bencana iklim dapat membawa kita menuju bencana kemanusiaan.

Kita telah melihat bagaimana industri ekstraktif seperti tambang telah merusak tatanan sosial ekonomi masyarakat serta lingkungan. Di sejumlah wilayah di di Indonesia kita telah menyaksikan berbagai konflik horizontal maupun vertikal akibat perampasan lahan, kriminalisasi warga penolak tambang atau industri, kekerasan perempuan, semakin banyak muncul ke permukaan. Kita telah mengerti bagaimana masyarakat Marunda berjibaku dengan debu dan racun dari batubara setiap harinya, nasib mereka tak berbeda jauh dengan saudaranya yang tinggal di pesisir utara Jawa yang harus menelan kenyataan bahwa rumah mereka kini perlahan tenggelam karena kenaikan air laut dan turunnya permukaan tanah.

Dalam laporan IPCC ditegaskan bahwa setidaknya negara-negara di seluruh dunia harus segera meninggalkan energi fosil dan melakukan transisi energi untuk menekan laju perubahan iklim. Sayangnya, di saat tren global melakukan transisi energi secara masif, Indonesia masih tak bisa lepas dari ketergantungan batubara hingga 2056. Dominansi batubara menunjukkan bahwa relasi kuasa dan pebisnis telah bertumpang tindih dan mempengaruhi kebijakan politik yang hanya menguntungkan sekelompok elit.

Dukung Transisi Energi yang Berkeadilan sebagai Solusi Krisis Iklim

Saya Dukung Pemanfaatan Energi Terbarukan