Para peneliti iklim terkemuka dunia baru saja merilis penilaian besar-besaran terbaru mereka tentang dampak dari perubahan iklim dan bagaimana juga sampai sejauh apa adaptasi bisa dilakukan terhadap dampak tersebut.

Tidak ada waktu untuk melihat ribuan halaman? Jangan khawatir. Inilah 5 catatan kunci yang kami rasa perlu untuk kamu tahu tentang laporan Panel Antarnegara untuk Perubahan Iklim (IPCC) tentang dampak, adaptasi, dan kerentanan.

  1. Berbagai risiko iklim muncul lebih cepat dan akan menjadi lebih parah dalam waktu yang lebih dekat.

Ini sangat tepat. Perubahan iklim telah menyebabkan kerugian dan kerusakan secara luas untuk alam dan manusia, merusak kehidupan, tempat tinggal, mata pencaharian, dan budaya. Dan ini akan menjadi lebih parah. Para peneliti sekarang telah memperbaharui keseluruhan penilaian mereka dalam Reasons For Concern (atau Alasan Kekhawatiran) terhadap level pemanasan di masa depan, dan menyimpulkan bahwa risiko akan naik ke tingkat yang tinggi dan sangat tinggi pada tingkat pemanasan global yang lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya (dalam AR5). Saat ini, efek pemanasan pada ekosistem telah dialami lebih awal, lebih luas dan dengan konsekuensi lebih jauh dari yang diantisipasi.

Pada 15 Februari, Petropolis, yang terletak di pegunungan utara Rio de Janeiro, menghadapi badai terbesar sejak 1932, menurut Pusat Nasional untuk Pemantauan Bencana Alam (Cemaden) dan Institut Meteorologi Nasional (Inmet). © Thomas Mendel / Greenpeace
  1. Kita tidak siap, bahkan dengan dampak-dampak yang terjadi sekarang, dan itu menghilangkan nyawa.

Saat usaha untuk beradaptasi terhadap bahaya iklim yang semakin parah terus meningkat secara global dengan berbagai manfaatnya, sebagian besar masih tidak cukup dan tidak menyentuh mereka yang paling membutuhkan. Hasilnya, sejumlah orang dan aset yang terpapar bahaya iklim justru meningkat, bukan menurun.

Sejumlah kehidupan dan pemukiman telah menghilang di seluruh dunia, tapi kematian akibat banjir, kekeringan, dan badai di negara-negara yang sangat rentan telah mencapai 15 kali lebih tinggi dalam dekade terakhir, dibandingkan negara-negara yang tidak terlalu rentan.

Tidak seharusnya seperti ini. Rencana inklusif, adil, cukup sumber daya dan dilaksanakan secara memadai dalam adaptasi dan pembangunan berketahanan iklim, yang memenuhi kebutuhan mereka yang paling rentan, akan menyelamatkan nyawa, rumah dan masa depan.

  1. Pemanasan lebih lanjut akan membawa lebih banyak masalah. Membatasi pemanasan hingga 1,5°C akan secara substansial mengurangi kerugian dan kerusakan yang diproyeksikan, tetapi tidak dapat menghilangkannya.

Setiap peningkatan pemanasan lebih lanjut membuat situasi menjadi lebih parah, memaksa lebih banyak orang dan spesies ke ujung batas kemampuannya dan lebih jauh lagi. Aksi jangka pendek yang membatasi pemanasan global mendekati 1,5°C (batas pemanasan dalam Perjanjian Iklim Paris) akan secara substansial mengurangi kerugian dan kerusakan yang diproyeksikan pada manusia dan ekosistem, tetapi tidak dapat menghilangkannya. Kehilangan dan kerusakan itu tidak merata dan tidak ditangani secara komprehensif oleh pengaturan keuangan, tata kelola dan kelembagaan saat ini, terutama di negara berkembang yang rentan.

Dengan dirilisnya laporan Panel Antarnegara untuk Perubahan Iklim  (IPCC) tentang “Physical Science Basis” perubahan iklim, para ilmuwan kembali memperingatkan para pemimpin politik untuk mengambil tindakan segera. Laporan ini adalah yang pertama dari tiga laporan yang akan diterbitkan IPCC tahun depan sebagai bagian dari Laporan Penilaian ke-6. © Greenpeace / Anais Hector
  1. Kita harus memulihkan dan menjaga alam setidaknya 30% dari Bumi agar ia dapat melindungi kita.

Menjaga kesehatan planet adalah hal mendasar untuk manusia, kesehatan sosial dan prasyarat untuk pembangunan yang berketahanan iklim. Ekosistem yang beragam dan mandiri dengan keanekaragaman hayati yang sehat akan memberikan berbagai kontribusi penting untuk melawan perubahan iklim. Itulah kenapa IPCC menekankan secara tegas soal berbagai potensi dan kebutuhan adaptasi serta mitigasi berbasis ekosistem. Yang penting, para peneliti menekankan bahwa menjaga ketahanan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem bergantung pada konservasi efektif sekitar 30% hingga 50% wilayah daratan, air tawar, dan lautan di Bumi, termasuk ekosistem yang saat ini hampir alami.

  1. Ini adalah dekade penentuan untuk menjamin masa depan yang layak huni, adil, dan berkelanjutan. Perlu beralih dari perubahan yang kecil dan bertahap ke perubahan yang besar dan inklusif.

Dampak dan risiko perubahan iklim menjadi semakin kompleks dan semakin sulit untuk dikelola, karena bahaya berbeda terjadi secara bersamaan dan berinteraksi dengan berbagai risiko yang diciptakan oleh model pembangunan yang tidak berkelanjutan dan ketidakadilan sosial. Karenanya, yang dibutuhkan sekarang bukan lagi langkah-langkah inkremental (perubahan kecil dan bertahap), tapi transisi komprehensif dan inklusif dalam sistem energi, pangan, industri, perkotaan, dan masyarakat yang dalam menghasilkan ketahanan iklim serta pembangunan berkeadilan. Tanpa penundaan.

Seperti yang disimpulkan oleh IPCC:

“Bukti ilmiah kumulatif sudah jelas: Perubahan iklim merupakan ancaman bagi kesejahteraan manusia dan kesehatan planet. Penundaan lebih lanjut aksi antisipatif bersama secara global dalam adaptasi dan mitigasi akan menghilangkan jendela kesempatan yang singkat dan sangat cepat untuk menjamin masa depan yang layak huni dan berkelanjutan bagi semua. (dengan sangat yakin sekali)”

Siap untuk segera beraksi? Nah, berikut 5 aksi yang bisa kamu lakukan bersama kami:

  1. Keluar dari bahan bakar fosil. Sekarang.

Ini sudah di luar kepala. Ketika sudah di dalam lubang, berhenti menggali. Setiap ton karbon yang kita lepaskan ke atmosfer dengan membakar bahan bakar fosil membuat situasi semakin parah. Bahkan Agensi Energi International, yang dulunya dikenal karena proyeksi konservatifnya tentang dunia, sekarang mengatakan bahwa beralih dari bahan bakar fosil ke sistem energi yang didominasi oleh energi terbarukan itu bisa dilakukan. Jadi, mari kita lakukan!

  1. Lindungi setidaknya 30 persen pada tahun 2030 

Pada bulan Maret, sejumlah pemerintahan berkumpul di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk merundingkan Perjanjian Laut Global yang memungkinkan terciptanya kawasan lindung di lautan global. Di akhir tahun, mereka akan berkumpul di United Nations Biodiversity Summit (CBD) COP15, di mana mereka harus berkomitmen untuk melindungi setidaknya 30% wilayah daratan dan laut pada tahun 2030. Hal ini harus dilakukan dengan sepenuhnya menghormati hak-hak masyarakat adat dan masyarakat setempat.

Laut Andaman, Satun, Thailand. Sekelompok besar Banana fusilier (Pterocaesio pisang) berenang di atas hamparan karang lunak yang berwarna-warni (Dendronephthya sp.) di terumbu Hin Khao, dua puncak kecil di laut Satun, Thailand, yang terkenal dengan keanekaragaman hayati yang sangat besar. © Sirachai Arunrugstichai / Greenpeace
  1. Mewujudkan keadilan iklim

Masyarakat punya hak. Pemerintah memiliki tugas. Mari kita buat mereka bertanggung jawab. Di tahun lalu saja, sejumlah keputusan penting yang belum dilakukan sebelumnya dan memiliki dampak luas telah dihasilkan di ruang pengadilan. Komunitas terdampak akan terus membela hak asasi mereka dan menuntut keadilan. Sama seperti dampak iklim yang mengalir, semua kasus iklim ini terhubung dan memperkuat standar global bahwa perlindungan iklim adalah hak asasi manusia. Bergabunglah dengan gerakan global yang berkembang pesat dan bersuaralah untuk orang-orang dan planet ini!

Bantu kami untuk mendukung pengesahan RUU Masyarakat Adat di sini.

  1. Berjuang untuk masa depan yang layak kita dapatkan

Model pembangunan masa kini yang berbasis pertumbuhan dan ekstraksi tak terbatas, mengabaikan batas-batas planet, itu tidak adil dan usang. Ini harus berakhir. Kita layak mendapatkan masa depan yang menghormati masyarakat juga batas dan siklus bumi. Masa depan di mana tidak ada kekuatan keuntungan ekonomi di atas kehidupan; yang terhubung dengan alam, berakar pada keragaman komunitas di mana keputusan dibuat secara inklusif dan kesetaraan dijamin. 

Juru kampanye Greenpeace Khevin Yu menyerukan “Keadilan Iklim Sekarang” di tengah reruntuhan yang disebabkan oleh Topan Odette di Kota Surigao. Penduduk Kota Surigao ditinggalkan dalam limbo rumah yang hancur dan persediaan langka saat mereka berjuang untuk pulih dari serangan Topan Odette (nama internasional: Rai). © Jilson Tiu / Greenpeace

Berjuang bersama untuk menjaga Hutan Papua dari ancaman yang merusak di sini.

  1. Hadapi kenyataan, dengan kejujuran yang brutal

Untuk memperbaiki masalah, kita pertama-tama harus menghadapinya dengan kejujuran yang brutal. Saat ini kita tidak sedang mempersiapkan diri untuk dunia dengan 1,5°C yang harus kita tuju, juga tidak untuk dunia dengan 2,7°C yang akan kita tuju. Kami hanya hanyut. Benar-benar tidak siap menghadapi bahaya di depan.

Mari kendalikan masa depan kita dan dorong pemerintah untuk bertindak!

Bagikan ini pada dunia.

Tunjukkan bahwa kamu mendengar sains.

Kaisa Kosonen adalah Senior Policy Advisor untuk Greenpeace Nordic.